Generalisasiadalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Generalisasi merupakan salah satu penalaran induktif. Contoh: (1) Tamara Bleszynski adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.(2) Omaz Mo adalah bintang sinetron, dan ia juga berparas cantik. (3) Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
jelaskan hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma – Kemajuan teknologi saat ini telah membawa banyak perubahan di sekitar kita. Salah satu dari perubahan ini terjadi di bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menggunakan bahasa penalaran ilmiah untuk menjelaskan konsep-konsepnya dan menemukan penyelesaian masalah. Namun, kemajuan teknologi juga telah mengharuskan kita untuk menggunakan algoritma untuk menemukan solusi dari masalah yang lebih kompleks. Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang baik tentang hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengenai hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma serta bagaimana keduanya saling terkait. Daftar Isi1 Penjelasan Lengkap jelaskan hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan 1. Kemajuan teknologi saat ini telah membawa perubahan di bidang ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa penalaran 2. Teknologi juga telah mengharuskan kita untuk menggunakan algoritma untuk menyelesaikan masalah yang lebih 3. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan 4. Artikel ini akan menjelaskan tentang hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma serta bagaimana keduanya saling 5. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep dan menemukan penyelesaian 6. Algoritma digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih 7. Bahasa penalaran ilmiah dan algoritma saling terkait dan membantu dalam menyelesaikan masalah. 1. Kemajuan teknologi saat ini telah membawa perubahan di bidang ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa penalaran ilmiah. Kemajuan teknologi saat ini telah membawa perubahan di bidang ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa penalaran ilmiah. Bahasa penalaran ilmiah adalah bahasa yang dirancang khusus untuk mengikuti aturan logika, seperti menggunakan proposisi dan premis untuk menyelesaikan masalah yang logis. Algoritma adalah prosedur step-by-step yang didefinisikan untuk menyelesaikan masalah. Algoritma adalah bagian dari bahasa penalaran ilmiah dan membantu untuk membuat kode dalam bahasa yang akan dijalankan oleh komputer. Banyak algoritma yang dibuat dengan bahasa penalaran ilmiah untuk menyelesaikan masalah dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi. Karena algoritma dibuat dengan bahasa penalaran ilmiah, ia menggunakan logika yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Algoritma dapat dengan mudah diuji dan diperbaiki untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan bahasa penalaran ilmiah, algoritma memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah secara lebih cepat dan lebih efisien. Algoritma juga membantu untuk menyederhanakan masalah yang kompleks, karena ia dapat mengekstrak informasi yang relevan dari data yang diperoleh. Kesimpulannya, bahasa penalaran ilmiah dan algoritma sangat saling berkaitan. Bahasa penalaran ilmiah menyediakan logika yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dengan benar, sedangkan algoritma menggunakan logika ini untuk memecahkan masalah. Algoritma juga membantu untuk membuat kode yang dapat dijalankan oleh komputer dan membuat masalah lebih mudah untuk dipecahkan dengan cara yang lebih efisien. 2. Teknologi juga telah mengharuskan kita untuk menggunakan algoritma untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Bahasa Penalaran Ilmiah adalah salah satu cara untuk menggambarkan logika dalam penyelesaian masalah. Ini memungkinkan orang untuk menggunakan konsep seperti if-then, for loops, dan lainnya untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang logis. Ini juga memungkinkan mereka untuk menggunakan berbagai jenis logika untuk menyelesaikan masalah. Bahasa Penalaran Ilmiah memiliki banyak kemampuan yang berbeda dibandingkan dengan bahasa pemrograman konvensional. Teknologi telah berkembang dengan pesat sehingga mengharuskan kita untuk menggunakan algoritma untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Algoritma adalah serangkaian instruksi yang dapat diprogram untuk membantu menyelesaikan masalah. Ini dapat digunakan untuk melakukan berbagai tugas, seperti menemukan rute terpendek dari satu lokasi ke lokasi lain, menganalisis data, dan menyelesaikan masalah optimasi. Algoritma memungkinkan kita untuk secara otomatis menyelesaikan masalah dengan cepat dan akurat. Hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma adalah bahwa mereka berkolaborasi untuk membantu kita dalam menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Bahasa Penalaran Ilmiah memungkinkan kita untuk menggunakan berbagai jenis logika untuk menyelesaikan masalah, sementara algoritma memungkinkan kita untuk melakukan serangkaian operasi untuk menyelesaikan masalah dengan cepat. Dengan menggunakan keduanya, kita dapat menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dan akurat daripada yang bisa dilakukan dengan hanya satu atau yang lainnya. 3. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma. Bahasa penalaran ilmiah dan algoritma memiliki hubungan yang erat. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menuliskan konsep yang menjadi dasar algoritma. Algoritma, sebaliknya, digunakan untuk mengimplementasikan konsep yang ditentukan oleh bahasa penalaran ilmiah. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma. Bahasa Penalaran Ilmiah sendiri adalah sintaksis matematika yang dirancang untuk menyatakan aturan dan konsep logis. Ini melibatkan simbol, termasuk ekspresi matematis, operator logis, dan predikat logika. Ini membuat lebih mudah bagi para pemrogram untuk mengungkapkan berbagai konsep logis yang mendasari algoritma. Algoritma, di sisi lain, merupakan serangkaian intruksi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Ini menggunakan bahasa penalaran ilmiah untuk menyatakan berbagai konsep logis dalam bentuk instruksi yang mudah dipahami oleh komputer. Algoritma juga menggunakan bahasa penalaran ilmiah untuk mengekspresikan konsep logis dalam bentuk langkah-langkah yang dapat diikuti oleh komputer untuk menyelesaikan masalah. Karena bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menyatakan berbagai konsep logis yang mendasari algoritma, penting untuk memahami hubungan antara keduanya. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mempelajari bahasa penalaran ilmiah dan mencoba menerapkannya dalam pembuatan algoritma. Ini akan membantu Anda memahami bagaimana konsep logis dapat diterjemahkan ke dalam instruksi yang dapat dipahami oleh mesin. 4. Artikel ini akan menjelaskan tentang hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma serta bagaimana keduanya saling terkait. Bahasa penalaran ilmiah dan algoritma merupakan komponen penting dalam berbagai bidang teknologi saat ini. Bahasa penalaran ilmiah adalah bahasa yang digunakan untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi yang tersimpan dalam logika matematika. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahasa logika. Algoritma adalah urutan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Algoritma dapat diimplementasikan dalam sebuah program komputer. Hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma sangat erat. Algoritma yang ditulis dalam bahasa penalaran ilmiah akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan logika matematika. Bahasa ini sangat efektif karena dapat menyederhanakan kompleksitas masalah yang dihadapi. Bahasa penalaran ilmiah juga digunakan untuk menulis algoritma yang akan diimplementasikan dalam sebuah program komputer. Dengan menggunakan bahasa penulisan algoritma yang baik, sebuah program komputer dapat dieksekusi dengan sangat cepat dan efisien. Selain itu, bahasa penalaran ilmiah juga digunakan untuk menulis logika yang akan digunakan dalam sebuah algoritma. Logika ini menentukan bagaimana sebuah algoritma harus mengeksekusi setiap langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, programmer dapat dengan cepat dan efisien menulis algoritma yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Kesimpulannya, bahasa penalaran ilmiah dan algoritma saling terkait erat. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menulis algoritma yang akan diimplementasikan dalam sebuah program komputer. Bahasa ini juga digunakan untuk menulis logika yang diperlukan dalam algoritma. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, programmer dapat dengan cepat dan efisien menyelesaikan masalah. 5. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep dan menemukan penyelesaian masalah. Bahasa penalaran ilmiah adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan konsep-konsep dan menemukan penyelesaian masalah dalam bidang matematika, statistik, dan pemrograman komputer. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahasa penyelesaian masalah. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, seorang ahli dapat menggunakan pengetahuan matematika dan pemrograman untuk menemukan solusi untuk masalah yang diberikan. Bahasa penalaran ilmiah memungkinkan ahli untuk menggambarkan masalah dan solusi secara komprehensif dan akurat. Hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma adalah bahwa bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menggambarkan algoritma. Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, ahli dapat menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Bahasa ini juga memungkinkan ahli untuk memodifikasi algoritma untuk mencari solusi yang lebih baik untuk masalah yang dihadapi. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, ahli dapat menggunakan algoritma yang lebih efisien dan akurat untuk menyelesaikan masalah. Bahasa penalaran ilmiah juga memungkinkan ahli untuk menggunakan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, ahli dapat mengimplementasikan konsep-konsep matematika untuk menyelesaikan masalah. Konsep-konsep matematika dapat digunakan untuk menentukan solusi yang paling efisien untuk setiap masalah. Dengan demikian, bahasa penalaran ilmiah dapat digunakan untuk menggunakan algoritma dan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah dengan efisien dan akurat. 6. Algoritma digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Algoritma adalah langkah-langkah yang terstruktur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Bahasa penalaran ilmiah adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan masalah, solusi, dan proses yang terkait dengan masalah. Algoritma menggunakan bahasa penalaran ilmiah untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks. Algoritma dibangun berdasarkan aturan dan syntax bahasa penalaran ilmiah. Algoritma dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dengan mengikuti langkah-langkah yang ditentukan dalam bahasa penalaran ilmiah. Algoritma memecahkan masalah dengan melakukan analisis data, mengevaluasi hasil dan menentukan tindakan yang tepat. Algoritma juga dapat menyelesaikan masalah yang kompleks dengan memecahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Algoritma juga memerlukan bahasa penalaran ilmiah untuk membuatnya lebih mudah untuk dipahami. Bahasa penalaran ilmiah memungkinkan algoritma untuk dengan mudah menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk menulis perintah yang akan dijalankan oleh algoritma dan menentukan bagaimana algoritma akan merepresentasikan masalah. Selain itu, bahasa penalaran ilmiah juga memungkinkan algoritma untuk menganalisis data dengan lebih baik. Bahasa penalaran ilmiah menyediakan struktur yang memungkinkan algoritma untuk melakukan analisis data dengan lebih baik. Dengan menggunakan bahasa penalaran ilmiah, algoritma mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah dengan lebih baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara bahasa penalaran ilmiah dan algoritma adalah saling bergantung. Algoritma menggunakan bahasa penalaran ilmiah untuk membuatnya lebih mudah dipahami dan merepresentasikan masalah. Algoritma juga memerlukan bahasa penalaran ilmiah untuk menganalisis data dengan lebih baik. Dengan demikian, algoritma dapat menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dengan lebih baik. 7. Bahasa penalaran ilmiah dan algoritma saling terkait dan membantu dalam menyelesaikan masalah. Bahasa penalaran ilmiah dan algoritma merupakan dua metode yang saling terkait dan membantu dalam menyelesaikan masalah. Bahasa penalaran ilmiah adalah pendekatan yang menggunakan penalaran untuk menyelesaikan masalah. Penalaran ini biasanya berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dari sejumlah sumber yang berbeda. Penalaran ini juga bertujuan untuk menyimpulkan kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Algoritma adalah pendekatan yang menggunakan proses langkah-demi-langkah untuk menyelesaikan masalah. Algoritma biasanya dirancang untuk memecahkan masalah secara otomatis dengan menggunakan komputer. Keduanya saling berkaitan dan membantu dalam menyelesaikan masalah. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk mengumpulkan informasi untuk membuat kesimpulan, sementara algoritma digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang pasti. Keduanya penting untuk pemecahan masalah karena bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk membuat kesimpulan, sementara algoritma membantu dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat. Dengan kombinasi yang tepat dari bahasa penalaran ilmiah dan algoritma, sebuah masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien. Keduanya juga dapat digunakan bersama-sama untuk menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Bahasa penalaran ilmiah dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk membuat kesimpulan, sementara algoritma bisa membantu dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat. Dengan kombinasi yang tepat dari bahasa penalaran ilmiah dan algoritma, sebuah masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien dengan hasil yang akurat. Kesimpulan, bahasa penalaran ilmiah dan algoritma saling terkait dan membantu dalam menyelesaikan masalah. Bahasa penalaran ilmiah digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk membuat kesimpulan, sementara algoritma membantu dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat. Dengan kombinasi yang tepat dari bahasa penalaran ilmiah dan algoritma, sebuah masalah dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien dengan hasil yang akurat.
Hubunganantara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Jenis Penalaran Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif. 1. Penalaran Induktif dan Coraknya Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
A. Pengertian dan Jenis Penalaran Penalaran reasioning adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli otoritas. Secara umum, ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif. 1. Penalaran Induktif dan Coraknya Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum. Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara a. Generalisasi Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu. Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut 1 Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman. 2 Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran. b. Analogi Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan. Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut 1 Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia. 2 Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya. Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia. c. Hubungan Kausal Sebab Akibat Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal sebab akibat merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab. Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan. Contoh 1 Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal sebab adalah pertanda akan turun hujan akibat. 2 Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman akibat adalah rayap sebab. 2. Penalaran Deduktif dan Coraknya Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum prinsip, hukum, teori atau keyakinan menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu. Contoh Semua makhluk hidup akan mati Manusia adalah makhluk hidup Karena itu, semua manusi akan mati. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa proses penalaran itu berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, generalisasi sebagai pangkal bertolak pernyataan pertama merupakan generalisasi yang bersumber dari keyakina atau pengetahuan yang sudah diketahui dan diakui kebenarannya. Kedua, penerapan atau perincian generalisasi melalui kasus atau kejadian tertentu. Ketiga, kesimpulan deduktif yang berlaku bagi kasus atau peristiwa khusus itu. Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara a. Silogisme Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi pernyataan yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya. Contoh Premis mayor Semua cendekiawan adalah pemikir Premis minor Habibie adalah cendekiawan Kesimpulan Jadi, Habibie adalah pemikir. b. Entinem Entiem adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami. Contoh Berangkat dari bentuk silogisme secara lengkap Premis mayor Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan Premis minor Pak Sastro adalah renternir Kesimpulan Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag kesusahan. Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.” B. Hubungan Menulis Karya Ilmiah dengan Penalaran Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat 1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah 2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah 3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan. Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya 1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan 2. Dukungan fakta empirik 3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji. C. Salah Nalar, Pengertian dan Macamnya Salah nalar reasioning atau logical fallacy adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan. Contoh sederhana Seseorang mengatakan, ”Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.” Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan. Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan. Salah nalar dapat dibedakan atas 4 empat macam 1. Generalisasi yang terlalu luas Salah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yag terbatas. Paling tidak ada dua kesalahan generalisasi yang muncul a. Generalisasi sepintas Hasty or sweeping generalization Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit. Contoh Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar. Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anak. Karena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya. b. Generalisasi apriori Salah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Kesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangka. Karena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan sama. Contoh Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya. 2. Kerancuan analogi Kerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial pokok. Contoh ”Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambat.” 3. Kekeliruan kasualitas sebab akibat Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebab. Contoh a. Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang. b. Saya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan 4. Kesalahan relevansi Kesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan. Corak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 tiga macam a. Pengabaian persoalan ignoring the question Contoh Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu. b. Penyembunyian persoalan biding the question Contoh Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri. c. Kurang memahami persoalan Salah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi. 5. Penyandaran terhadap prestise seseorang Salah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinya. Agar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut a. Orang itu diakui keahliannya oleh orang lain b. Pernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahas. c. Hasil pemikirannya dapat diuji kebenarannya Hal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya.
Nah kalau logika itu adalah bentuk penalaran atau bentuk konsep berfikir (seperti) komputer, maka Algoritma adalah langkah aksi yang akan kamu lakukan sesuai logika (komputer). Hubungan antara logika dan algoritma adalah cara kalian berfikir dalam menyelesaikan masalah lalu membuat langkah untuk melakukan penyelesaian masalah tersebut secara sistematis dan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk mendapatkan berbagai pengetahuan, tentunya kita harus bisa menguasai penalaran supaya kita bisa memahami akan pengetahuan yang kita peroleh. Sedangkan, semua penalaran pasti menggunakan pikiran yang tentunya berpangkal pada logika. Arti logika sendiri merupakan ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus diikuti agar dapat berpikir valid menurut aturan yang berlaku. Kemudian, penalaran merupakan proses berpikir dengan mendasarkan diri pada hukum atau kaidah berpikir cermat. Penalaran juga memiliki ciri-cirinya yaitu pertama, adanya pola dalam berpikir yang secara luas atau logis, hal ini biasanya disebut logika. Kedua, harus bersifat analistik yang merupakan cerminan dari suatu proses dalam berpikir yang berpaku pada suatu analisa dan kerangka berpikir tertentu, tentunya logika sebagai pijakannya. Dengan berpikir, tentu perlu adanya bahasa yang akan digunakan. Untuk bisa berbahasa dengan baik, seseorang harus memiliki kemampuan berpikir logis atau penalaran yang baik. Sebaliknya, untuk dapat berpikir logis, maka dibutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi verbal dan media untuk menyampaikan jalan berpikir kepada orang lain. Dengan demikian, hubungan antara bahasa dengan penalaran adalah hubungan timbal balik. Penalaran dalam bahasa haruslah memiliki urutan berpikir yang sistematis dan memenuhi kaidah-kaidah logika. Dalam berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara, yaituPenalaran Deduktif, biasa disebut Rasionalisme atau Logika Minor Penalaran deduktif merupakan suatu kerangka atau cara berpikir yang bertolak belakang dari sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat umum bertujuan untuk mencapai sebuah kesimpulan yang berarti lebih khusus. Silogisme yaitu yang bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan yang biasa disebut premis minor dan premis mayor. Contohnya premis mayor perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa. Premis minor menipu merugikan orang lain. Kesimpulan Menipu adalah dosa. Penalaran Induktif, disebut juga Empirisme atau Logika Mayor Penalaran Induktif adalah cara berpikir yang bertujuan untuk kesimpulan dari pengamatan terhadap suatu hal yang bersifat partikular ke dalam gejala-gejala yang bersifat umum atau universal. Dengan arti lain, penalaran ini bertolak belakang dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat kompleks dan umum. Penalaran Induktif juga memiliki ciri khasnya, yaitu Pertama, Generalisasi yaitu sebuah proses penarikan kesimpulan umum atau universal dari beberapa data, fakta kenyataan tertentu maupun berdasarkan pada proposisi singular. Kedua, Analogi yaitu bentuk dasar dari penalaran ini dikarenakan dua hal yang sama atau serupa dalam banyak hal, dan juga serupa dalam hal khusus. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya cQejWF.